Opening merupakan gerbang
pembuka sebuah tulisan. Jika judul menjadi daya tarik yang mendorong orang mau
membaca tulisan, opening adalah pemikat yang membuat seseorang
mau terus membaca sebuah karya. Lalu apa saja dosa yang dilakukan penulis
pemula dalam membuat opening? Berikut ringkasannya.
“Cwit .. cwit.”
Serangan opening onomatope atau
bunyi-bunyian adalah dosa yang selalu dilakukan para penulis pemula.
Banyak penulis pemula mengira ketika menggunakan onomatope sebagai pembuka,
maka karyanya akan seru, greget, dan wah. Padahal opening seperti
itu sudah dipakai ribuan orang dan tidak spesial. Penggunaan onomatope dalam
suatu karya sangat tidak dianjurkan karena di Indonesia tidak seperti di
Inggris dan Jepang yang memiliki kamus onomatope yang
distandarisasikan sehingga anggapan yang ditangkap pembaca akan relatif
berbeda-beda dan berpotensi menjerumuskan penulis dianggap aneh oleh pembaca.
Contoh onomatope di atas jika tak diikuti dengan narasi
selanjutnya akan menimbulkan berbagai tebakan yang berbeda, bukan hanya kicauan
burung namun dapat juga diartikan sebagai suara decitan dari kendaraan yang
merem mendadak.
b.
Serangan cuaca
“Di suatu
pagi yang cerah … “
Kalimat di atas adalah contoh opening
dengan kondisi cuaca. Serangan
cuaca pada opening merupakan
kecenderungan banyak penulis pemula dan opening seperti itu
dapat dikatakan sudah ketinggalan karena banyak ditemukan pada karya-karya
fiksi di masa lalu. Namun tak ada harga mati dalam kreativitas dan jika
menyukai jenis opening dengan suasana alam sah-sah saja. Tapi
pastikan pendekatannya berbeda sehingga ada kebaruan yang menarik dalam karya
tulis.
c. Opening standar
dan tidak menggebrak.
Karena opening menentukan ketertarikan para pembaca,
tentulah harus dibuat luar biasa dan menggebrak. Opening serangan cuaca dan
onomatope termasuk ke dalam dosa opening standar, biasa,
tidak menggebrak bersama jenis opening yang lain
seperti:
- Sudah banyak atau pernah dipakai orang lain. Misalnya memulai karangan dengan kata namanya, namaku.
- Memulai dengan kata pada yang dipakai nyaris semua anak SD.
- Memulai dengan kata suatu, setelah, sepulang, selepas, sesudah, dan lain sebagainya.
d. Opening tidak
membuat penasaran
“Assalamualaikum.”
Ada beberapa pilihan
dalam opening, dan pada contoh di atas juga digunakan bentuk dialog
yang disajikan untuk membuka cerita dan yang paling sering dilakukan adalah
berupa ucapan salam. Sayangnya, penggunaan dialog tersebut terkesan asal
sehingga menimbulkan dosa opening tidak membuat penasaran .
e. Dialog
opening tidak kuat
Beberapa
penulis kerap mengawali atau membuat opening sebuah cerita dengan dialog
terlebih dahulu. Tidak ada masalah dengan hal ini, namun jika dialog tidak kuat
dan garing maka akan membuat pembaca tidak tertarik untuk melanjutkan membaca
karya kalian. Ucapan salam di dosa sebelumnya juga salah satu bentuk dialog
pembuka yang tidak kuat.
f. Opening
tidak variatif
Sebenarnya banyak pilihan
cara dalam membuka cerita, seperti memulainya dengan pertanyaan atau bahkan
retorika. Namun penulis pemula cenderung hanya mempunyai dua variasi dalam
membuat opening. Pertama narasi atau deskripsi, kedua opening dialog
seperti yang dicontohkan pada beberapa dosa sebelumnya sehingga openingnya
tidak variatif dan terkesan monoton. Jika tetap ingin menggunakan dialog
sebagai pembuka, pastikan dialog tersebut kuat, unik dan berbobot, bukan dialog
standar.
g. Opening
bertele-tele
aku tengah
bersiap untuk bertolak ke sebuah bangunan tempatku menuntut ilmu bersama kawan
dan guru sesama pejuang pendidikan, bersamaan dengan kicauan burung yang bertengger di pohon depan
rumah, terdengar salam dari suara seseorang yang sudah sangat kukenali.
Kalimat di atas adalah
contoh opening yang bertele-tele terutama dalam mendeskripsikan seorang anak
yang sedang bersiap untuk berangkat ke sekolah. Opening seperti
ini berpotensi membuat pembaca malas membaca karyamu.
f. Opening
membocorkan cerita
opening juga dapat
membocorkantentang
kondisi keseluruhan cerita yang dapat bernasib tulisan tersebut tidak mungkin dibaca
sampai habis. Berusahalah membuat opening yang misterius dan menarik pembaca,
namun tidak membuat spoiler tentunya^^
Jangan membuat opening yang
biasa-biasa. Sebagaimana judul, opening harus menggebrak, membuat penasaran,
menggoda pembaca untuk melanjutkan membaca. Seorang penulis harus dapat
menciptakan pembuka cerita yang kaya dengan orisinalitas tinggi serta mampu
membuat pembaca seakan tertahan untuk tidak beringsut satu derajat pun saat
membacanya. Jika dianalogikan dengan film, jika ingin diterima pasar masa kini
penulis harus membuat opening yang dapat menimbulkan rasa
menyesal jika pembaca tertinggal saat-saat pertama yang mengawali sebuah cerita.
Berikut adalah contoh
opening yang baik:
Beriringan dengan
kicauan burung pipit, di pagi yang cerah itu tiba-tiba terdengar teriakan salam
dari suara seseorang yang kukenali. Benarkah dia? Benarkah dia datang ke
rumahku? Bersama degup jantung yang seketika merusuh, aku melangkah menuju
sumber suara dan otomatis jawaban salam meluncur dari lidahku yang langsung
kelu begitu melihat sosok tinggi di balik seragam putih abu itu. Benar, Fambi.
0 komentar:
Posting Komentar